Bermain gitar memang sangat
menyenangkan, hati gundah bisa jadi tenang, dan keadaan seakan damai
selalu. Saat kumpul bareng teman-teman suasana akan menjadi lebih hidup
dengan adanya bunyi gitar, kita bisa bernyanyi sesuka hati dan melewati
waktu dengan kegembiraan. Sebagai orang yang masih suka gitaran bareng
tetangga, saya adalah salah seorang yang dipercaya memainkan alat musik
yang satu ini. Meskipun permainan gitar saya belum seampuh Malmsteen
atawa Batio, tapi lumayanlah buat sekedar meramaikan suasana.
Kalau
malam minggu atau malam liburan tiba, kami biasa kumpul sambil membawa
alat musik di halaman depan rumah. 2 gitar bolong, 1 keyboard, dan 1
gitar bass akustik sepertinya sudah cukup untuk memeriahkan suasana
malam. Meskipun kumpulan kami tersebut sebagian besar sudah bukan bujang
lagi, tapi masih okelah! Lagu-lagu era 70an sampai 90an dan beberapa
lagu tahun 2000an masih lumayan fasih kami lantunkan. Berbagai jenis
aliran musik dari rock, pop, heavy metal, blues, sampai grunge sekalipun
bahkan kadang kala juga keroncongan, tak luput dari daftar lagu kami.
Tak jarang kalau sudah ngumpul begitu sebagian tetangga ada juga yang
mengajak istrinya untuk ikut nimbrung sekedar menyanyikan lagu kenangan
mereka masing-masing. Pokoknya kalau sudah ketemu malam libur pasti seru
dech.
Hanya saja vokal seseorang itu tidak bisa langgeng,
misalkan malam ini nada dasar vokalnya di do = C besok malam bisa
berubah ke do = G atau ke nada dasar lainnya. Terus terang hal itu
terkadang sedikit merepotkan saya dalam bermain gitar. Sebab faktor
kebiasaan bermain gitar mulai dari chord C, G, atau D, jika sudah keluar
dari ke-3 nada dasar tersebut sering juga membuat saya kewalahan untuk
mengiringi sebuah lagu yang chordnya agak ribet. Mungkin kejadian
seperti ini pernah atau sering juga sobat blogger alami, untuk itu
alangkah mudahnya jika sebuah gitar dilengkapi menu transpose.
Menu
transpose seperti yang ada di alat musik keyboard (orgen tunggal)
berfungsi untuk menyesuaikan tinggi rendahnya nada. Dengan menggunakan
fungsi transpose seseorang dapat mengiringi sebuah lagu dengan chord
yang biasa ia mainkan meskipun nada dasarnya sudah berubah. Misalkan si
“Sule” bisanya main di chord (kunci) C sedangkan “Nunung” kalau
bernyanyi di nada dasar do = G, dengan bantuan fungsi transpose “Sule”
bisa tetap bermain pada chord C tapi nada yang dikeluarkan sudah berubah
ke G menyesuikan dengan vokalnya “Nunung”. Jadi fungsi transpose memang
sangat memudahkan seorang user dalam mengiringi sebuah lagu.
Nah!
Andai kata alat musik gitar juga memiliki menu transpose pastilah
kendala-kendala yang saya dan sobat blogger di atas alami dalam
mengiringi lagu yang nada dasarnya berbeda dengan yang biasa kita
mainkan, tentulah akan sangat mudah diatasi. Bermain musik akan lebih
mudah dan menyenangkan dan tentunya makin asyik saja, meskipun dengan
skill yang masih biasa-biasa saja hehehe.... So, bagaimana menurut sobat
blogger? Setujukah anda jika alat musik gitar akustik ataupun elektrik
dilengkapi dengan menu transpose?